Sunday, July 17, 2016

Teliti Sebelum Membeli, Jangan tertipu dengan Penampilan !



Subhanalloh, aku teringat pada suatu kesempatan ada seseorang meneleponku. Dia berkata : Wahai Syaikh, aku adalah pria yang tidak pernah berzina, aku bukan pelaku kemunkaran, bukan orang yang suka pergi ke diskotik, bar dan lokalisasi.

Pada suatu hari aku pergi ke suatu negara dan tinggal di apartemen dengan sahabatku kemudian ada dua gadis mengetuk pintu apartemenku lalu kami membuka pintu dan syetan meyesatkan kami sehingga terjatuhlah kami ke dalam perzinahan.

Demi Alloh masalah ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat, syetan mempermainkanku lalu aku bertaubat dan beristigfar kepada Alloh setelah perzinahan tersebut.

Setelah melakukan perbuatan zina, aku pulang ke negaraku lalu aku melihat timbulnya luka-luka dan butiran-butiran kecil disekitar kemaluan kemudian aku pergi memeriksakan diri ke rumah sakit dan kesimpulannya aku terkena penyakit kelamin yang berbahaya.

Wahai  syaikh, peristiwa ini hanya terjadi satu kali. Syaikh berkata : Orang ini menangis ketika meneleponku.
Dia berkata : Wahai syaikh, saya sekarang melakukan berbagai pengobatan akan tetapi tidak ada pengaruhnya dan sebab saya  menelepon anda adalah bahwasanya jarak antara perbuatan zina dan waktu ini telah berlalu tiga tahun. Sekarang aku bertaubat dan beristigfar dan aku tidak  pernah melakukan lagi perbuatan zina akan tetapi orang-orang tidak tahu jika saya terkena penyakit ini.

Ibuku setiap hari berkata : Anakku menikahlah, anakku menikahlah!. Apakah boleh saya menikah ?. 
Saya jawab : Tidak, demi Alloh engkau tidak boleh menikah ! ini adalah perbuatan merusak wanita, alangkah kasihannya wanita tersebut jika menikah denganmu.
Wahai syaikh, penyakit ini tidak berpengaruh kecuali saat meresakan gejolak syahwat saja dan ada obat  yang bisa meringkan rasa sakitnya.
Syaikh berkata :  Dia mulai mencari-cari alasan agar saya mengatakan kepdanya iya.
Saya menjawab : Tidak, demi Alloh engkau tidak boleh menikah, ini adalah hukuman dari Alloh sebagai siksaan yang akan berkesinambungan sepanjang hidup, beristigfarlah dan bertaubatlah !.

Lalu dia memutus telepon dan berhentilah pembicaraan kami. Dua tahun setelah terjadi pembicaraan,  aku mendapatkan sms dihandphonku. 
Wahai syaikh yang mulia, saya ingin meminta fatwa kepada anda, saya berharap engkau menjawabnya !.
Saya menjawab : Tidak bisa, teleponlah syaikh fulan dan syaikh fulan lalu aku mengirimnya nomor-nomor handphon  beberapa syaikh karena sangat sibuk.

Kemudian orang itu mengirim sms lagi : Fatwanya harus berasal darimu lalu aku meneleponnya.
Aku  bertanya : Maaf, siapakah anda ?.
Kemudian dia menjawab : Wahai syaikh, ada seseorang melamar saudariku dia adalah laki laki yang dewasa dan baik lalu aku menikahkannya.
Gadis yang aku nikahkan sudah hapal Al Qur’an. Empat bulan  setelah pernikahan, kami mengetahui bahwa dia menderita  penyakit kelamin yang berbahaya, kami kaget dari mana asal penyakit ini ?. Apakah mungkin disebabkan karena tranfusi darah yang keliru ?.

Kemudian nampaklah bahwasnya penyakit tersebut adalah kanker rahim lalu kami membawanya ke rumah sakit, kita tidak menyangka bahwa wanita yang hapal Al Qur’an bisa tekena penyakit ini.

Para dokter memeriksa rahim secara mendalam dan wanita tersebut merasakan kesakitan sepanjang waktu disebabkan penyakit kelamin yang berbahaya ini kemudian kita menemukan bahwa asal penyakit tersebut adalah dari suaminya.

Kami bertanya kepadanya : Kenapa anda tidak mengabari kami sebelumnya jika anda tekena penyakit ini ?.
Dia menjawab : Saya bertanya kepada Syaikh Muhammad Al ‘Arifi  dan dia menjawab bahwa saya boleh menikah.
Apakah anda berfatwa kepadanya bahwasanya dia boleh nikah ?.
Saya menjawab : Tidak, demi Robbku, demi Alloh saya tidak berfatwa kepadanya dengan hal itu dan pebuatannya adalah diharamkan.

Perkataan seseorang : Demi Alloh, aku akan betaubat, aku akan menikmati masa mudaku (ini adalah perkataan yang dibelehkan, pent), mungkin engkau menikmati masa mudamu dengan main sepak bola, menikmati masa mudamu dengan renang, tertawa bersama teman-teman dan traveling kesini dan kesana.

Adapun seseorang mengatakan  tidak ada kenikmatan selain pada zina dan meminum minuman keras (ini tidak benar,pent) .
Apakah kenikmatan hanya ada pada perkara tersebut saja ? .

Wahai saudaraku, kami menikmati masa muda kami, segala puji bagi Alloh, Ya Alloh segala puji adalah milik Mu, aku sudah menjadi orang yang istiqomah sejak duduk di kelas satu smp ketika umurku 12 tahun atau 13 tahun, aku tumbuh besar dihalaqoh tahfidz Al Qur’an dan aku sudah menghapal Al Qur’an semenjak aku masih muda, walaupun demikian aku  menikmati kehidupanku, segala puji bagi Alloh, aku tidak pernah terjatuh kedalam perbuatan keji dan tidak pernah meminum minuman keras atau masuk  ke diskotik, apalagi melakukan perbuatan zina, demi Alloh seumur hidupku aku tidak pernah masuk diskotik dan tidak tahu ada apa di dalamnya.

(Diterjemahkan oleh Abu Wafiyyah Zamzam Alhawari dari ceramah As Syaikh Muhammad Al ‘Arifi hafidzohulloh berjudul kisah Al ‘Arifii dengan pria yang pernah berzina, sumber : https://www.youtube.com/watch?gl=ID&hl=id&v=W0kBaP8-370,   Jatikramat, ahad, 12 Syawwal 1437 H bertepatan dengan 17 juli 2016 H ).

Friday, July 15, 2016

Sejenak Bersama Wanita Cantik


 “Saya teringat suatu peristiwa di dalam pesawat ketika pulang  dari Inggris (menuju Saudi Arabia) bersama seorang Syaikh yang biasa mengisi kajian di salahsatu televisi, selama perjalanan tersebut kami duduk bersama di pesawat.

Tidak jauh dari kami, duduk seorang pria warga negara Inggris dan di sampingnya duduk seorang wanita warga negara Inggris juga yang pakaiannya sangat seronok yang sedang membaca buku berbahasa Inggris.

Saya mengira bahwa wanita itu mungkin istri pria tersebut atau pacarnya atau saudarinya. Saya juga membaca buku dan terkadang berbicara dengan teman saya. Ketika kami berada dipesawat matahari sudah terbenam (sudah masuk waktu maghrib, pent).

Saya bertanya kepada teman yang duduk disamping saya : “Abu Abdulloh (sepertinya Abu Abdulloh adalah As Syaikh ‘Aaidh Al Qorni hafidzohulloh, karena beliau adalah guru dan sahabat As Syaikh Al ‘Arifi hafidzohulloh) : Apakah kita akan sholat sekarang  atau nanti saja ketika kita sudah sampai ?”.

Beliau menjawab : Tidak, Nanti saja, waktu maghrib masih ada dua jam lagi, kita akan sholat di Riyadh”.
Jawabku : “Baiklah” kemudian saya melanjutkan baca buku.

Kita kaget, tiba-tiba wanita tersebut berdiri kemudian membuka bagasi atas lalu mengeluarkan tas dan mengambil abaya (gamis yang longgar) dan kerudungnya dari tas tersebut kemudian memakainya lalu sholat Maghrib, padahal  penampilannya sangat seronok.

Saya  bersyahadat dengan suara pelan : “Saya bersaksi bahwasanya  tidak ada tuhan yang berhak dibadahi dengan benar selain Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah  Utusan Alloh“.

Abu Abdulloh berkata : “ Lihat, lihat ! dia sholat, demi Alloh dia sholat ”.

Saya menjawab :  “ Seharusnya kitalah yang sholat, wajah kita ceria karena berpenampilan seperti ini ( berpenampilan seperti orang sholeh tapi tidak berani sholat di pesawat), sementara wanita itu (walupun berpenampilan seronok dia berani) sholat di pesawat, ayo bangun, mari kita sholat !”.

Lalu kami bangun dari tempat duduk untuk menunaikan sholat,  adapun wanita tersebut sudah selesai melakasankan sholat. Dia melepas abaya dan kerudungnya lalu memasukannya ke dalam tasnya kemudian duduk kembali.

Kemudian saya menghampirinya seraya  berkata kepadanya : “ Baarakallohu fiik, semoga Alloh membalasmu dengan kebaikan”.

Tentunya saya tidak memandangnya saat bicara, sekali lagi, saya tidak memandanginya. Saya tegaskan hal ini, supaya tidak ada yang mengatakan : Syaikh sengaja berlama-lama meberikan nasehat  kepadanya karena perempuan tersebut cantik ”. Tidak, tidak, tidak seperti itu.

Atau dia mengatakan mungkin wanita tersebut  berkata : “Sudahlah !, saya sudah memahami nasihat anda !” akan tetapi syaikh malah berkata : “Belum, anda harus lebih faham lagi !” hal tersebut tidak seperti itu (hendaklah anda berbaik sangka kepada saya, pent).

Saya katakan kepadanya : “ Saya sangat bersyukur anda telah menunaikan sholat, semoga Alloh membalasmu  dengan kebaikan !, ini menandakan adanya kebaikan dan iman pada dirimu”.

“Wahai saudariku, akan tetapi, seandainya engkau meningkatkan lagi kebaikan ini dengan tetap memakai abayamu, itu akan lebih baik untukmu”.

Dia menjawab : “Semoga Alloh membalas anda dengan kebaikan, tolong do’akan saya, tolong do’akan saya !”, kemudian saya pergi.


Walaupun orang yang berada dihadapamu terlihat menampakan kemaksiatan-kemaksiatan, ketahuilah bahwa masih ada sifat kebaikan pada dirinya yang mungkin bisa meningkat. Mungkin keburukannya 90% tapi masih ada 10% kebaikannya, maka tambahlah 10% kebaikan itu terus menerus sehingga kebaikan itu menjadi 50% !,  jangan langsung  berkata : “Kamu ahli maksiat,  kamu tukang berbuat dosa”.

“Teruslah nasihatkan kebaikan !, mudah-mudahan Alloh memperbaiki pelaku maksiat melalui perantaraanmu !”.


(Diterjemahkan oleh Abu Wafiyyah Zamzam Alhawari, dari ceramah As Syaikh Muhammad Al ‘Arifi hafidzohulloh berjudul kisah Al ‘Arifii bersama wanita cantik, sumber : https://www.youtube.com/watch?v=WuVs2bdhd2E,  Jatikramat, jum’at, 11 Syawwal 1437 H bertepatan dengan 15 juli 2016 H ).

Thursday, July 14, 2016

Kisah Nyata Para Ulama Dan Da'i


Dengan Taubat Alloh Akan Memperbanyak Harta Kita

Dahulu, sahabatku termasuk sebagian makhluk yang paling jahat  kepada Alloh, dipenjara lebih dari 30 kali disebabkan  lebih dari 30 kasus, semua maksiat dia lakukan bahkan kekufuran, demi Alloh dia melakukan itu semua, dia mencela para muaddzzin, meninggalkan sholat dan mencela agama, laki-laki ini semula adalah diantara makhluk Alloh yang paling jahat  kemudian dia berubah menjadi salah satu da’i yang mengajak manusia kembali kepada agama  Alloh, dia hapal al qur’an, dia menjadi khotib, dia menerbitkan prodak-prodak da’wah (kaset, buku dan lain lain), laki-laki yang mengagumkan, berubah 180 derajat, pada suatu hari dia mengunjungiku di rumahku, dia datang kepadaku untuk meminta saran dalam rangka membeli istana harganya 1.500.000 real (sekitar Rp. 5.025.000.000 ), demi Alloh dahulu saya memberikannya rekomondasi agar dia bisa bekerja dengan gaji 1.900 real disaat permulaan taubatnya, akan tetapi dengan sebab taubat dan hidayah, Alloh melimpahkan karunia kepadanya, Alloh mengaruniakannya ilmu, harta yang banyak, istri-istri dan anak-anak, sebelum dikaruniakan hal tersebut, Alloh mengaruniakannya ilmu dan istiqomah, saya mengingat keadaannya ketika pertama kali bertaubat, ia bekerja menggunakan mobil lama : Wahai fulan ! engkau mau beli istana dengan harga  1.500.000 real ? Wahai fulan ingatlah ketika pertama kali Alloh memberikan petunjuk kepadamu ! bagaimana keadaanmu ? engkau menggunakan mobil (jelek), kalau mobilmu terlihat ditempat yang jauh, kami tahu bahwasanya engkau akan datang untuk bekerja, ingatlah nikmat RobbMu kepadamu !  lalu dia menangis kemudian berkata :  Kalau bukan karena hidayah dan bukan karena istiqomah dan taubat, aku akan seperti serangga yang terinjak dibawah sandal. Akan tatapi dengan hidayah, taubat dan istiqomah jadilah dia termasuk dai, penuntut ilmu bahkan termasuk orang-orang kaya, Alloh melimpahkan kepadanya keberkahan langit dan bumi.

(Diterjemahkan Oleh Abu Wafiyyah Zamzam Alhawari dari ceramah As Syaikh ‘Ali Alu Yasin hafidzohulloh yang berjudul ‘Ajmaan dengan sedikit perubahan).



Tuesday, July 12, 2016

Kisah Nyataku

Kisah Nyataku

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits  Abu Huroiroh rodhiallohu ‘anhu :

« مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ ».


Sodaqoh tidak mengurangi harta, tidaklah Alloh menambahkan kepada seorang hamba yang pemaaf selain kemuliaan dan tidaklah seseorang bersikap rendah hati melainkan Alloh akan mengangkat derajatnya. (HR. Al Imam Muslim rohimahulloh no 6757).


Ini adalah kisahku ketika aku liburan kuliah di LIPIA, pada hari itu aku hanya memilliki uang 20 ribu untuk keperluan esok hari, saya berkata dalam hati : Alhamdulillah in syaa’a Alloh besok saya dan keluarga masih bisa makan, kemudian saya keluar rumah untuk jalan-jalan dengan anak saya yang usianya masih beberapa bulan, sepulang dari jalan-jalan saya bertanya kepada istri : Masih adakan uang buat besok yang 20 rebu ? Dia menjawab : Sudah tidak ada, tadi ada petugas dari yayasan anak yatim minta sumbangan, lalu saya berikan uang yang 20 ribu. Aku bilang : Kok kamu berikan semuanya ? Istri bilang : Saya gak enak masa kita ngasih terus bilang : Tolong kembalikan 15 ribu. Kan kamu tahu uang kita hanya segitu guitunya ? sambil marah, jawabnya :  In syaa’a Alloh nanti kita bisa pinjam untuk makan besok. Lalu saya marahi istri karena menurutku perbuatannya ceroboh, bolehlah kita sodakoh tapi jangan semuanya, kita kan bukan Abu Bakar rodhiallohu ‘anhu yang mensodaqohkan semua uangnya di jalan Alloh, saya adalah mahasiswa yang belum berkerja, hanya hidup dari beasiswa dan honor dari teman teman yang mennutntut ilmu kepada saya, lalu saya keluar rumah dalam keadaan bingung dan marah, gimana kita makan besok ? kemudian setelah itu saya pulang ke rumah ternyata dirumah ada teman-teman istri, lalu  saya ucapkan salam : Assalamu’alaikum : dari rumah istri menjawab : Wa’alaikumussalaam, sambil buka pintu  isri bilang : Bi, ini saya ganti, istri saya memberikan  uang 200 ribu, saya bilang dari siapa ? dari teman teman saya, tolong belikan makanan untuk tamu ya bi, kemudian saya pergi  membelikan makanan untuk tamu, lalu saya memikirkan diri saya yang kadang kadang kurang yakin akan pertolongan Alloh. Yaa Alloh ampunilah dosa dosaku ! setelah para tamu pulang, saya  minta maaf kepada istri karena telah memarahinya. Ya Alloh kuatkanlah imanku !.


Ditulis oleh Abu Wafiyyah Zamzam Alhawari, rabu, 8 syawwal 1437 H bertepatan dengan 13 juli 2016 M, di jatikramat gang H. Boyo no 9.