Subhanalloh, aku teringat pada suatu kesempatan ada
seseorang meneleponku. Dia berkata : Wahai Syaikh, aku adalah pria yang tidak
pernah berzina, aku bukan pelaku kemunkaran, bukan orang yang suka pergi ke
diskotik, bar dan lokalisasi.
Pada suatu hari aku
pergi ke suatu negara dan tinggal di apartemen dengan sahabatku kemudian ada
dua gadis mengetuk pintu apartemenku lalu kami membuka pintu dan syetan meyesatkan
kami sehingga terjatuhlah kami ke dalam perzinahan.
Demi Alloh masalah ini terjadi dalam waktu yang sangat
singkat, syetan mempermainkanku lalu aku bertaubat dan beristigfar kepada Alloh
setelah perzinahan tersebut.
Setelah melakukan perbuatan zina, aku pulang ke negaraku
lalu aku melihat timbulnya luka-luka dan butiran-butiran kecil disekitar
kemaluan kemudian aku pergi memeriksakan diri ke rumah sakit dan kesimpulannya
aku terkena penyakit kelamin yang berbahaya.
Wahai syaikh,
peristiwa ini hanya terjadi satu kali. Syaikh berkata : Orang ini menangis
ketika meneleponku.
Dia berkata : Wahai syaikh, saya sekarang melakukan berbagai pengobatan akan tetapi
tidak ada pengaruhnya dan sebab saya
menelepon anda adalah bahwasanya jarak antara perbuatan zina dan waktu ini
telah berlalu tiga tahun. Sekarang aku bertaubat dan beristigfar dan aku tidak pernah melakukan lagi perbuatan zina
akan tetapi orang-orang tidak
tahu jika saya terkena penyakit ini.
Ibuku setiap hari berkata : Anakku menikahlah, anakku menikahlah!. Apakah
boleh saya menikah ?.
Saya jawab : Tidak, demi Alloh engkau tidak boleh menikah
! ini adalah perbuatan merusak wanita, alangkah kasihannya wanita tersebut jika menikah
denganmu.
Wahai syaikh, penyakit ini tidak berpengaruh kecuali saat
meresakan gejolak syahwat saja dan ada obat
yang bisa meringkan rasa sakitnya.
Syaikh berkata :
Dia mulai mencari-cari alasan agar saya mengatakan kepdanya iya.
Saya menjawab : Tidak, demi Alloh engkau tidak boleh
menikah, ini adalah hukuman dari Alloh sebagai siksaan yang akan
berkesinambungan sepanjang hidup, beristigfarlah dan bertaubatlah !.
Lalu dia memutus telepon dan berhentilah pembicaraan
kami. Dua tahun setelah terjadi pembicaraan,
aku mendapatkan sms dihandphonku.
Wahai syaikh yang mulia, saya ingin meminta fatwa kepada
anda, saya berharap engkau menjawabnya !.
Saya menjawab : Tidak bisa, teleponlah syaikh fulan dan
syaikh fulan lalu aku mengirimnya nomor-nomor handphon beberapa syaikh karena sangat sibuk.
Kemudian orang itu mengirim sms lagi : Fatwanya harus
berasal darimu lalu aku meneleponnya.
Aku bertanya :
Maaf, siapakah anda ?.
Kemudian dia menjawab : Wahai syaikh, ada seseorang
melamar saudariku dia adalah laki laki yang dewasa dan baik lalu aku
menikahkannya.
Gadis yang aku nikahkan sudah hapal Al Qur’an. Empat bulan setelah
pernikahan, kami mengetahui bahwa dia menderita
penyakit kelamin yang berbahaya, kami kaget dari mana asal penyakit ini
?. Apakah mungkin disebabkan karena tranfusi darah yang keliru ?.
Kemudian nampaklah bahwasnya penyakit tersebut adalah kanker
rahim lalu kami membawanya ke rumah sakit, kita tidak menyangka bahwa wanita
yang hapal Al Qur’an bisa tekena penyakit ini.
Para dokter memeriksa rahim secara mendalam dan wanita
tersebut merasakan kesakitan sepanjang waktu disebabkan penyakit kelamin yang berbahaya ini kemudian kita menemukan
bahwa asal penyakit tersebut adalah dari suaminya.
Kami bertanya kepadanya : Kenapa anda tidak mengabari kami sebelumnya jika anda tekena penyakit ini ?.
Dia menjawab : Saya bertanya kepada Syaikh Muhammad Al ‘Arifi
dan dia menjawab bahwa saya boleh menikah.
Apakah anda berfatwa kepadanya bahwasanya dia boleh nikah
?.
Saya menjawab : Tidak, demi Robbku, demi Alloh saya tidak
berfatwa kepadanya dengan hal itu dan pebuatannya adalah
diharamkan.
Perkataan seseorang : Demi Alloh, aku akan betaubat, aku
akan menikmati masa mudaku (ini adalah perkataan yang dibelehkan, pent),
mungkin engkau menikmati masa mudamu dengan main sepak bola, menikmati masa
mudamu dengan renang, tertawa bersama teman-teman dan traveling kesini dan
kesana.
Adapun seseorang mengatakan tidak ada kenikmatan selain pada zina dan meminum
minuman keras (ini tidak benar,pent) .
Apakah kenikmatan hanya ada pada perkara tersebut saja ? .
Wahai saudaraku, kami menikmati masa muda kami, segala
puji bagi Alloh, Ya Alloh segala puji adalah milik Mu, aku sudah menjadi orang yang istiqomah sejak duduk di kelas satu smp ketika umurku 12 tahun atau 13 tahun, aku tumbuh besar dihalaqoh
tahfidz Al Qur’an dan aku sudah menghapal Al Qur’an semenjak aku masih muda,
walaupun demikian aku menikmati kehidupanku, segala puji bagi Alloh, aku tidak pernah terjatuh kedalam perbuatan keji dan tidak
pernah meminum minuman keras atau masuk
ke diskotik, apalagi melakukan perbuatan zina, demi Alloh seumur hidupku aku tidak pernah masuk diskotik
dan tidak tahu ada apa di dalamnya.
(Diterjemahkan oleh
Abu Wafiyyah Zamzam Alhawari dari ceramah As Syaikh Muhammad Al ‘Arifi
hafidzohulloh berjudul kisah Al ‘Arifii dengan pria yang pernah berzina, sumber
: https://www.youtube.com/watch?gl=ID&hl=id&v=W0kBaP8-370,
Jatikramat, ahad, 12 Syawwal 1437 H bertepatan
dengan 17 juli 2016 H ).